Ads 468x60px

About Me

Foto saya
Electrical Engginering, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Kamis, 07 Februari 2013

Hasil survey BTS di Cimahi

2. 1 Pengertian BTS
BTS adalah kependekan dari Base Transceiver Station.Terminologi ini termasuk baru dan mulai populer di era booming seluler saat ini. BTS berfungsi menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan pancaran BTS dapat disebut Cell. Komunikasi seluler adalah komunikasi modern yang mendukung mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller (BSC) yang terhubungkan dengan koneksi microwave ataupun serat optik.

Meskipun istilah BTS dapat diterapkan ke salah satu standar komunikasi nirkabel, biasanya dan umumnya terkait dengan teknologi komunikasi mobile seperti GSM dan CDMA. Dalam hal ini, BTS merupakan bagian dari base station subsystem (BSS) perkembangan untuk sistem manajemen. Ini juga mungkin memiliki peralatan untuk mengenkripsi dan mendekripsi komunikasi, spektrum penyaringan alat (band pass filter), dll antena juga dapat dipertimbangkan sebagai komponen dari BTS dalam arti umum sebagai mereka memfasilitasi fungsi BTS.

Biasanya BTS akan memiliki transceiver beberapa (TRXs) yang memungkinkan untuk melayani beberapa frekuensi yang berbeda dan berbagai sektor sel (dalam kasus BTS sectorised). Sebuah BTS dikendalikan oleh kontroler orangtua base station melalui fungsi base station kontrol (BCF). BCF ini dilaksanakan sebagai unit diskrit atau bahkan tergabung dalam TRX di BTS kompak. Para BCF menyediakan operasi dan pemeliharaan (O & M) koneksi dengan sistem manajemen jaringan (NMS), dan mengelola kondisi operasi dari TRX masing-masing, serta penanganan perangkat lunak dan koleksi alarm. Struktur dasar dan fungsi dari BTS tetap sama tanpa teknologi nirkabel.

BTS yang telah dikunjungi juga merupakan hub (BSC dan RNC) jadi daya yang dibutuhkan sangat besar, yaitu 100 kVA.

Jalur listrik

Listrik backup menggunakan Ganset dengan daya 100 kVA, menggunakan bahan bakar solar dengan kapasitas maksimum 1000 liter.

Listrik backup juga menggunakan batterai, dimana batterai yang digunakan pada ruangan shelter adalah 6v sebanyak48 unit @200 A. Kemudian pada ruangan transmisi hub batterai yang digunakan adalah 12v 100 Ah sebanyak 8 bank @1 bank 4 unit.

Ruangan Transmisi / HUT           
BTS yang digunakan berasal dari pabrikan Ericcson (Air Bus Series)
  1. Underlay (2G): 900 MHz (Voice)
  2. Overlay (2G): 1800MHz (Voice & Data) / GPRS
  3. 3G (Node B) 3800 MHz (Voice, Data, Browsing) / WCDMA
  4. 3,5 G 6000 MHz (HSDPA)

Ruangan BSC (Base Transceiver Station)  & RNC (Radio Network Controller)
BCS merupakan pusat kontrol BTS yang membawahi beberapa BTS. Pada hub ini, BSC mengontrol daerah Purwakarta, Padalarang, Cimahi sampai daerah Bandung Kota.

RNC merupakan pusat kontrol BTS 3G yang membawahi beberapa Node-B / 3G.

2. 2 Antenna
Sektor antenna, coverage signal terbagi 3 sektor / bagian pada arah 0 derajat, 120 derajat, 240 derajat. Antena terbagi 2,
  1. Antena sector, berfungsi mengirimkan sinyal kepelanggan
  2. Antena microwave, berfungsi untuk komunikasi antar BTS

Tilting antenna (setting arah antenna)
Semakin tegak, semakin jauh sinyal terpancar. Kekuatan sinyal yang dipancarkan 40 – 60 dB

Dalam BTS terdapat modul (kapasitas maksimum BTS menangani pelanggan). Satu modul terdapat 14 TRX, 1 TRX terdapat 7 time slot. Jadi satu sector mampu menangani panggilan sebanyak 14 x 7 = 98 panggilan.Dalamsatuwaktu, mampumenanganipanggilansebanyak 98 x 3 = 294 panggilan per arah.

2. 3 Genset dan Generator
Pada BTS ini menggunakan generator 3 fasa. Dengan kapasitas genset 1000 liter solar. Dan kapasitas daya-nya sebanyak 100 kVA. Karena BTS ini merupakan BSC dengan kata lain Sub Induk dari tiap BTS lain, generator juga merupakan supply untuk cadangan di area jika terjadi mati lampu oleh pihak PLN.

Untuk di area, hanya menggunakan baterai dengan daya hanya 5 kVA atau 7 kVA. Jika diketahui mati lampu lebih dari 4 jam, maka tim teknisi di BTS ini menyiapkan geset untuk memback-up ke BTS bersangkutan.

Ketika mati lampu, otomatis beralih sumber cadangan berupa baterai dengan alat yang dinamakan AMF/ATS. ATS merupakan singkatan dari kata Automatic Transfer switch, alat ini berfungsi untuk memindahkan koneksi antara sumber tegangan listrik satu dengan sumber tegangan listrik lainnya secara automatis. Karena fungsi tersebut ATS sering juga disebut dengan Automatic COS (Change Over Switch)

Sedangkan AMF adalah singkatan dari kata Automatic Main Failure. Alat ini berfungsi untuk menyalakan mesin genset jika beban yang di layani kehilangan sumber energy listrik utama/PLN.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui fungsi alat ini, yaitu sebuah alat yang berfungsi menyalakan genset jika sumber listrik utama mati/padam (dilakukan oleh AMF) dan menghubungkan daya/listrik yang dihasilkan oleh genset terhadap beban (dilakukan Oleh ATS). Di dalam panel ATS/AMF terdapat beberapa rangkaian relai yang terdiri dari beberapa blok yang memiliki fungsi dan tugas masing masing. Antra lain;
  1. Relai detector Sumber daya Utama. Relai ini berfungsi untuk memberikan informasi kondisi sumber listrik utama (hidup atau mati) kepada rangkaian relai relai start/off engine dan ATS untuk di proses pada tahap selanjutnya.
  2. Relai detector Daya Genset. Relai detector ini berfungsi untuk memberikan informasi kondisi tegangan/daya genset kepada rangkaian relai relai start/off engine dan ATS untuk di proses pada tahap selanjutnya.
  3. Blok start/stop engine, berfungsi untuk menyalakan mesin genset. Blok ini bekerja berdasarkan masukan dari relay detector tenaga listrik utama dan detector daya genset. Jika tegangan listrik utama maka blok ini akan menyalakan mesin genset dan jika tegangan listrik utama/PLN telah menyala kembali, maka genset akan dimatikan secara automatis. Blok ini juga bekerja sama dengan blok ATS. Genset hanya akan dimatikan jika ATS sudah menghubungkan beban dengan sumber utama/PLN .
  4. Blok ATS/COS. Selain seperti yang dijelaskan pada paragraf ke dua, blok ATS bekerja sama dengan blok start/stop engine. Yang paling penting disini adalah, block ATS harus menghubungkan masing sumber tegangan utama dan atau tegangan dari genset hanya saat yang tepat.
Pada kenyataannya saat ini ada dua jenis panel ATS dan AMF yang beredar di pasaran, Jenis pertama adalah panel konvensional dan panel digital.

Panel ATS / AMF konvensional
Merupakan panel yang dibuat menggunakan relai relai mekanik dan beberapa timer sehingga memiliki banyak kekurangan jika dilihat dari segi keandalannya. Selain itu, panel konvensional akan terdapat banyak sambungan kabel kabel sehingga sangat menyulitkan dalam perbaikan jika terjadi kerusakan pada salah satu komponen.

Bicara tentang keandalan, panel konvensional umumnya tidak dilengkapi dengan sensor sensor kondisi mesin sehingga panel ini tidak dapat mematikan mesin jika terjadi gejala kerusakan. Sebenarnya bisa saja panel ini dilengkapi dengan sensor sensor kondisi mesin dan fungsi lainnya, namun akan sangat banyak sekali relai dan pengawatan yang perlu ditambahkan. Satu satunya kelebihan panel ATS/AMF konvensional adalah harganya yang relative murah.

Panel ATS/AMF digital
Merupakan produk dari pabrikan yang memiliki keandalan yang sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan panel konvensional. Keandalan yang saya maksud adalah fitur fitur yang berfungsi untuk menjaga dan mengontrol kondisi mesin selalu berada dalam keadaan yang baik sehingga kemungkinan mesin mengalami rusak parah dapat dihindari. Jika dengan panel konfensional mesin tidak akan mati saat terjadi gejala kerusakan atau gejala masalah lain,  kecuali  setelah menekan tombol emergency, namun tidak dengan panel digital. Sehingga dengan panel ATS /AMF digital diharapkan gejala kerusakan awal dapat ditangani dengan tepat sebelum kerusakan yang lebih besar benar benar terjadi. Kemudahan lainnya adalah fitur antarmuka pada panel digital sangat membantu kita untuk memasukkan parameter parameter kontrol dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Dengan segala fitur dan kelebihan panel digital ini maka wajar saja jika pabrikan membanderol dengan harga yang tinggi.

Diluar dua macam panel ATS/AMF yang saya sebutkan diatas, pada kenyataannya ada satu jenis panel lain yang beredar di pasaran saat ini, yaitu panel ATS/AMF yang dibangun dengan tulang punggung sebuah PLC ataupun Smart Relay (versi sederhana dari PLC).

ATS/AMF dengan tulang punggung PLC/smart relay sangat menguntungkan para produsen karena proses pembuatan yang lebih gampang dan sedikit kabel serta ruang yang terpakai, namun sayangnnya fitur yang tersedia sangat terbatas dan hampir sama dengan panel konfensional. Disinilah banyak konsumen yang 'kecewa' karena mendengar kalimat “panel ATS/AMF dengan PLC/Smart relay” padahal fitur yang ditawarkan dan fungsi yang dapat dilakukan panel tersebut tidak jauh beda dengan panel konvensional (berbasis rele).

Kemudian, pada BTS ini memiliki batera dan genset core atau yang memeiliki kapasitas besar karena merupakan induk dari BTS. Pada ruangan shelter terdapat 48 biji dengan kapasitas 6 volt 200 Ah. Lalu intuk di ruangan transmisi ada 3 rectifier dengan 8 bank bank baterai satu bank ada 4 baterai@12 volt jadi satu bank 48 volt.

Selain itu, generator disini menggunakan 3 fasa yang daya rata-ratanya 60, 70, 70 A per-fasa dengan kapasitas maksimum masing-masing fasa sebesar 80 A.

2. 4 Baterai
Definisi baterai adalah elemen (sel) sumber arus listrik searah. Alat untuk mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai biasanya terdiri atas beberapa buah sel listrik. Jika dalam sel listrik itu terjadi reaksi kimia, pada kedua elektronnya akan mempunyai beda potensial.

Baterai untuk BTS Telekomunikasi biasanya menggunakan baterai FA (Front Access). Baterai ini modelnya lebih tipis dari baterai model baterai UPS (Uninteruptible Power Supply). Dan terminal baterai ini terminal di depan sehingga gampang untuk koneksinya.

Baterai Power Kingdom tipe PK 12 – 100S adalah jenis baterai VRLA AGM dengan model Front Access. Dan berikut ini merupakan baterai yang digunakan pada BTS yang kami kunjungi:
  1. Batterai backup shelter, karena merupakan pusat maka kapasitas baterai 6V 48 unit @200A
  2. Batterai backup diruangan transmitter 12V 100 Ah, sebanyak 8 bank @1 bank 4 unit

2. 5 Grounding
Grounding Tower bts merupakan suatu usaha untuk melindungi suatu objek dari bahaya yang diakibatkan petir, baik itu secara lansung maupun tak lansung. Alasannya agar tower telekomunikasi dan juga kontrol room yang berhubungan dan berdekatan dengan menara tersebut aman dari bahaya gangguan petir,  Sering kali menara telekomunikasi meskipun telah memiliki penangkal petir namun tetap saja mengalami gangguan. Dampak terhadap peralatan elektronik dalam ruang kontrol dapat melalui  konduksi melalui kabel ataupun metalic parts yang terhubung dari tower BTS ke ruang kontrol.  Selain itu dapat pula melalui induksi dari arus petir yang menyambar tower  BTS tersebut.  Dampak induksi elektromagnetik petir dapat berpengaruh dalam radius s/d 1 .000 meter dari pusat sambaran. Malah dalam beberapa kejadian sambaran petir hebat dampak induski elektromagnetik dapat mencapai 2.000 meter ( 2km) dari pusat sambaran.

Bila Grounding Tower Bts yang digunakan kurang baik maka yang terjadi biasanya,
  1. AirTerminal Penangkal petir termasuk  kabel down-conductor tidak berfungsi..
  2. Kabel down konduktor tidak berfungsi optimal karena shielding (isolasi) kabel pecah, atau konektor joint antara kabel down-conductor dan air terminal dibagian paling atas tidak terhubung  dengan baik karena rusak atau salah pasang.
  3. Grounding yang tidak memadai atau kaki tower tidak memiliki grounding yang baik.
  4. Perbedaan earth resistance ( ground resistance) antara kaki tower dan control room.
  5. Belum terpasang Surge Arrester atau Penangkal Petir Internal dibagian in-coming line di jaringan incoming line listrik,  jaringan (kabel) data ataupun  incoming kabel antenna. Sehingga arus konduksi atau induksi elektromagnetik yang masuk dalam ruang kontrol tidak ter-proteksi.
Di dalam kunjungan kami di BTS Cimahi, Grounding Tower BTS Yang digunakan telah memenuhi standar IEC 62305 yaitu standar yang mengharuskan supaya petir yang mengenai tower Bts harus  < 1Ω.

Biasanya cara yang digunakan untuk membentuk sebuah tameng atau perisai berupa konduktor yang akan di mengambil alih sambaran petir yang sering di sebut groundwires(kawat tanah) pada jaringan hantaran udara, dengan kedalaman rata-rata 5-10 meter tergantung dengan tanahnya, bila tanahnya basah, kabel hanya dimasukan kedalam tanah dengan mainhole nya 2 meter dan ujung kabelnya pada kedalamanan 5 mtr, harus semuanya sama alasannya supaya aliran listrik setelah petir menyabar tower alirannya tidak kemana-mana. tetapi bila tanahnya kering, lebih dr 10 meter kedalamannya, dan dr narasumber juga pernah menerangkan ada juga penangkal petir udah di kubur sampai 15 mtr tidak mendapatkan <1 Ω.

2. 6 Maintenance
Maintenance jika diartikan dalam bahasa Indonesia ialah pemeliharaan. Namun sampai saat ini masih banyak orang yang menganggap maintenance itu adalah perawatan. Karena banyak yang menganggap perawatan dengan pemeliharaan itu sama, namun pada kenyataannya sangatlah berbedah antara perawatan dan pemeliharaan.

Perbedaan Antara Pemeliharaan dan Perawatan
Pemeliharaan dan perawatan tidaklah sama, dimana pengertian dari Pemeliharaan yaitu tindakan yang dilakukan terhadap suatu alat atau produk agar produk tersebut tidak mengalami kerusakan. Sedangkan pengertian perawatan yaitu suatu tindakan perbaikan yang dilakukan terhadap suatu alat yang telah mengalami kerusakan agar alat tersebut dapat digunakan kembali.

Kesimpulannya yaitu pemeliharaan dilakukan sebelum suatu alat/produk mengalami kerusakan dan mencegah terjadinya kerusakan, sedangkan perawatan yaitu dilakukan setelah suatu alat mengalami kerusakan(perbaikan).

Macam-macam Pemeliharaan
Preventive Maintenance
Preventive Maintenance merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen/alat dan menjaganya selalu tetap normal selama dalam operasi.

Predictive Maintenance
Predictive Maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi, dalam hal ini merupakan evaluasi dari perawatan berkala (Preventive Maintenance). Pendeteksian ini dapat dievaluasi dari indikator-indikator yang terpasang pada instalasi suatu alat dan juga dapat melakukan pengecekan vibrasi dan alignment untuk menambah data dan tindakan perbaikan selanjutnya.

Breakdown Maintenance
Breakdown Maintenance merupakan perbaikan yang dilakukan tanpa adanya rencana terlebih dahulu. Dimana kerusakan terjadi secara mendadak pada suatu alat/produk yang sedang beroperasi, yang mengakibatkan kerusakan bahkan hingga alat tidak dapat beroperasi.

Corrective Maintenance
Corrective Maintenance merupakan pemeliharaan yang telah direncanakan, yang didasarkan pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan pada buku petunjuk alat tersebut.

Contoh beberapa Maintenence pada BTS yang kami kunjungi, yaitu:
  1. Pengecekan suhu ruangan pada shelter dan pada ruangan transmisi
  2. Monitoring trafic, mencegah BTS Overload
  3. Maintenance hanya berdasarkan pada keluhan di alat
  4. Malfunction / kerusakan
Ketika suhu > 40 derajat maka semua perangkat automatic shutdown. Apabila overload, perangkatBTS  akan Hang. Pelanggana akan susah Call / Messaging. Cara mengatasinya adalah menambah kapasitas yang dapat diambil dari BTS Overlay atau 3G.

9 komentar:

  1. min mau nanya ni bagaimana kita kalau mau mensimulasikan 2Buah BTS pada jarak 2km aturan apayang dipakai pada pentransmisisannya,,makasihsebelumnya min

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Artikel yang sangat bermanfaat ...semoga tambah barokah ilmunya..aamin

    BalasHapus
  4. salam kenal, saya mau cari tahu kenapa BTS menggunakan gronding positif dan bukan gronding negatif

    BalasHapus
  5. andai disertai gambar akan lebih manteb min, makasih atas infonya, sangat bagus.

    BalasHapus
  6. Ijin min, dalam melakukan corectif maintenance di ruang shelter apa aja yg dilakukan oleh seorang FO ?

    BalasHapus